Membuat short video, saat ini mau gak mau jadi hal yang harus kita bisa di era digital. Sebelumnya, saya sudah sering mengambil video secara asal menggunakan instagram story dan saat ini saya lebih suka bikin footage video tanpa suara atau bercerita.
Aliran video yang saya sukai adalah video sinematik, bukan video pop seperti kebayakan orang yang diawali dengan kata pembuka "hi guys kali ini.....".
Mungkin karena saya orang yang cukup demam camera maksudnya untuk ngomong dan berbicara sendiri di depan kamera. Dan saya tipe orang yang lebih nyaman dan senang di belakang layar.
Untuk pembuatan video estetik seperti anak-anak sekarang, saya tidak menggunakan kamera melainkan hanya menggunakan iPhone 13 pro max yang hasilnya sudah lumayan untuk ukuran di upload di sosmed seperti instaram, facebook dan youtube.
Untuk kekurangan video dari iPhone mungkin untuk mode cinematik bokeh, dimana cinematik itu auto mencari gambar orang dan untuk blur dan fokusnya masih sedikit lambat. Namun jika menggunakan mode video yang biasa saja "normal" hasilnya akan fokus dan tajam di hampir semua bidang.
 |
| https://www.instagram.com/rizafirli/reels/ |
Makin seringnya membuat video, bukan berarti saya terlena dan meninggalkan dunia blog dan tulis menulis. Semua juga saya lakukan karena konten baik tulisan, foto, design grafis, dan video sudah menjadi satu kesatuan dan untuk video merupakan skill dalam diri saya yang sedang saya update di tengah berkembangnya dunia digital.
Saat ini juga sudah banyak video literasi digital, dimana di dalam konten juga di selipkan dengan teks, grafis dan juga subtitle. Jadi mau gak mau si penonton video turut membaca apa isi dari videonya. Saya berharap literasi video ini makin banyak sehingga masyarakat Indonesia memiliki literasi yang semakin baik.
Ilmu semakin mudah di dapat, nara sumber semakin dekat dan banyak orang semakin smart dengan smartphone nya.
Comments
Post a Comment