Permainan Tradisional vs Permainan Moden

 
Maricari.com – Permainan anak-anak saat ini di dominasi dengan permainan game console, game online, dan permainan-permainan teknologi digital lainnya yang lebih modern. Permainan-permainan tradisional saat ini mungkin sudah dianggap kuno dan tidak modern.

Saat ini rasanya sudah sulit untuk menemukan anak-anak dikomplek yang sedang bermain permainan tradisional yang sering kita mainkan waktu kecil. Seperti gobak sodor, kuda bisik, ular naga, batu sekolah, kuda bisik, kumkum, tok tok ubi, bentengan, petak umpet, petak jongkok, taplak, karet, bola bekel, bola gebok, dan permainan-permainan tradisional lainnya.

Kepopuleran permainan tradisional sepertinya lambat laut akan tergeser dengan perkembangan zaman saat ini. Anak-anak lebih cendrung senang bermain di dalam rumah dengan game consoul, laptop, ipad atau androidnya. Bermain di dalam ruangan cendrung di sukai dari pada bermain diluar ruangan yang lebih banyak mengeluarkan energi dan keringat. 

Permainan tradisional anak-anak dahulu, saya rasa lebih banyak manfaatnya ketimbang permainan modern saat ini, misalnya :
  1. Permainan tradisional membuat anak menjadi lebih sederhana, mau berusaha dalam meraih sesuatu.
  2. Permainan tradisional melatih sikap anak menjadi mental yang sportif,  misalnya seorang anak mau mengakui kesalahan saat ia melanggar aturan main
  3. Permainan tradisional lebih menyehatkan, melatih fisik dan ketangkasan. Karena biasanya permainan tradisional yang dilakukan diluar rumah membuat si anak lebih aktif  bergerak dan berkeringat.
  4. Permainan tradisional membuat anak lebih mudah bergaul, karena permainan tradisional lebih seru  dimainkan secara beregu atau berkelompok.
  5. Permainan tradisional membuat anak lebih percaya diri karena setiap anak dan regunya pasti pernah merasakan menjadi pemenang dan bagi yang kalah biasanya akan lebih berusaha di permainan selanjutnya.
  6. Permainan tradisional lebih memicu kreativitas seorang anak. Misalnya seorang anak dapat membuat permainan dari bahan-bahan yang kurang nilai guna seperti kulit jeruk bali yang dibuat menjadi mobil-mobilan, kayu yang dibuat mennjadi tongkat pemukul bola, batu yang dibuat menjadi biji dalam permainan congklak,
Sebenarnya tidak ada masalah dengan bermain permainan modern seperti game consule, game online, dan permainan-permainan digital lainnya yang berkembang saat ini. Namun yang menjadi masalah adalah jika sang anak mulai kecanduan dengan permainan tersebut.

Karena akan ada banyak waktu yang terbuang oleh sang anak dalam menamatkan permainan bahkan hingga larut malam. Hal Ini akan berdampak pada kurangnya konsentrasi anak dalam menerima pelajaran disekolah keesokan pagi. Kebiasaan-kebiasaan ini lah yang membuat prestasi anak disekolah menurun.

Berlama-lama di depan layar terus-menerus juga tidak baik untuk kesehatan mata, apalagi jarak pandang saat melihat game terlalu dekat. Hal ini menjadi salah satu faktor yang mengharuskan sang anak menggunakan kacamata sejak dini, karena fungis mata yang menurun.

Maka disinilah peran orang tua yang harus lebih mengedukasi anak-anak dalam menggunakan gadget yang mereka miliki, pendekatan secara baik dan benar harus dilakukan. Bukan dengan cara melarangnya bermain tapi lebih kepada pendekatan secara personal. Karena seorang anak akan lebih mudah jika ia diberikan pengertian ketimbang harus mengikuti kehendak dan larangan-larangan yang ia sukai.

Bermain bersama anak saat waktu luang dan memperkenalkan permainan tradisional juga dapat menjadi alternatif solusi. Agar sang anak merasakan dan tahu kalau permainan tradisional juga tak kalah asyiknya dengan permainan digital yang berteknologi canggih seperti saat ini.

artikel ini ditulis oleh RizaFirli untuk Maricari.com

Comments