Tak terasa, 12 tahun sudah saya berkarir di dunia digital berbagai rules pun sudah saya coba. Mulai menjadi social media specialist, content strategist, SEO, content maketing, ads performance, forum, data analytics, KOL, hingga membangun bisnis olshop pun saya lakukan dengan senang hati.
Saat ini dunia digital pun terus berkembang dengan cepat. Sayapun tidak tinggal diam, untuk mengupdate semua skill seperti video dan editing video yang saat ini pun sedang booming dalam 2-3 tahun terakhir sejak masa pandemi dan era kejayaan Tiktok.
Semua rules digital dan yang berhubungan dengan internet adalah hal yang saya senangi. Setiap perusahaan adalah tempat saya belajar, tempat kuliah sesungguhnya dimulai.
Mempelajari hal baru adalah amunisi kita dalam mengupgrade diri. Cara saya belajar adalah kita harus tercemplung langsung, dan jangan pernah memikirkan teori-teori digital marketing dengan istilah jelimet seperti CPA, CPR, CPL, Time on site, E.R dan lainnya karena akan pusing sendiri.
Cara mempelajarinya dengan praktek langsung atau terjun langsung.
Misalnya dahulu ada loh les mengetik 10 jari, sayapun otodidak dengan mengetik dan merangkum buku pelajaran dari SD hingga menulis makalah dan karya tulis/skripsi hingga kuliah. Saya menjadi orang yang antusias saat di Sekolah ketika ada tugas yang ada mengetiknya karena untuk mengasah skill mengetik saya.
Sekarang apakah mengetik 10 jari menjadi keharusan? Tentu tidak karena Ketika saya sudah menjadi penulis di media online sekalipun tidak ada yang namanya tes mengetik 10 jari.
Yang ada adalah mengumpulkan deadline artikel tepat waktu dan artikel yang dibuat mendapatkan feedback positif baik dari parameter analytics, client dan juga para pembaca.
Jujur saya orang yang tidak pernah mengetik 10 jari loh. Saya lebih senang mengetik dengan 2-3 jari kanan dan 2-3 jari karena (total maximal 6 jari) sebab jumlah tersebut adalah jumlah yang membuat saya nyaman untuk mengetik.
Maka agak lucu sih jika di tahun 2023 ini, ada perusahaan yang mengharuskan calon karyawan Digital Marketingnya mengetik 10 jari adalah sebuah keharusan dan calon karyawan akan diskualifikasi apabila mengetik 2-5 jari.
Bagaimana menurut kalian?
Lansia seperti saya bisa ngetik 2 jari pun udah bersyukur. He he ...
ReplyDeletewahhh ia syukur ya yang penting tidak typo
DeleteAku juga gabisa sih ngetik 10 jari. 2-3 jari aja udah cukup lah yang penting gak lambat2 amat ngetiknya dan jarang typo wkwkkk
ReplyDeletehahaha betul banget akupun ngeri typo kalo pake 10 jari
DeleteWkwkkwkkw ada-ada aja
ReplyDeleteSamaan lho kita Mas Rizaa, akupun juga ngetiknya cuma 3-4 jari. dan itu yang paling cepat no mikir no backspace no typo-typo wkwkkww
Maybe maksud mereka biar calon pegawainya terjamin bisa ngetik kenceng kali ya, karena bisa ngetik tanpa lihat keyboard. Tapi rasanya kalo sampe jd persyaratan ya aneh jg sih memang kwkwkw
wahhh ia sama ya ..lebih nyaman segitu deh daripada banyak banyak jari kayaknya tergantung kebiasaan aja ..2 jari jg klo di hp
DeleteAku waktu SMA ikutan ujian ngetik dan dapat sertifikat
ReplyDeleteterus dipajang gk sertifikatnya :D
Delete