Upgrade Skill dan Konsisten Jika Tidak Mau Tergantikan Dengan AI

Konten dalam bentuk video di Indonesia saat ini cendrung lebih digemari daripada content dalam bentuk tulisan atau bacaan. Bahkan berdasarkan data yang dilansir We Are Social pada kuartal III 2022 97,4% masyarakat Indonesia menonton video setiap minggu, dimana 66% diantaranya menonton video musik.

Masyarakat Indonesia memang tidak gemar membaca, mereka lebih senang mennton karena menonton lebih mengasyikan dan tidak monoton. Saya sendiri adalah orang yang malas membaca pada awalnya, baru asyik senang membaca lantaran membaca buku-buku novel dan tokoh biografi maupun inspirasi.

Membaca novel, buku biografi dan buku-buku inspirasi seperti Chicken Soup disitu ada empati dan nyawa dari sebuah tulisan yang bisa kita rasakan seperti rasa senang, rasa sedih, takut, kecewa, dan rasa lainnya yang membuat kita seolah-olah terbius berada di dalamnya.

Untuk membaca media mainstream saya pun merasa bosan sebab pembahasannya tidak mendalam dan terlalu berantakan  tata layout dan iklannya. Membuat pusing kepala.

Akhirnya, sayapun beralih ke media alternatif seperti Goodnews From Indonesia, Tirto, Vice, Mojok dan beberapa lainnya yang memiliki tulisan mendalam serta gaya bahasa yang lebih casual namun ngena di hati saya sebagai pembaca.

Media online saat ini memang pendistribusiannya lebih cepat dan mudah melalui social media dan aplikasi chatting. Pembaca juga lebih luas bisa membaca kapan saja dan dimana saja. 

Sayangnya, seorang jurnalis ataupun penulis di media-media online kurang dihargai. Gaji yang didapatkan seorang jurnalis tidak sebanding dengan capeknnya. Membuat anak muda saaat ini kurang tertarik menjadi  jurnalis dan lebih tertarik menjadi seorang Youtuber ataupun Content Creator karena bisa lebih bebas.

Kekayaan seorang jurnalis itu ada di pengetahuan, pengalaman dan networking. Hal itu menjadi bekal, jika ingin bekerja di tempat dan bidang lainnya seperti marcom, PR, industri Agency dan Advertising, ataupun ketika kita mencoba membuka bisnis.

Jumlah media digital yang sudah terverifikasi hingga Januari 2023 berdasarkan Dewan Pers ada 902. Namun persaigan mereka saat ini bukan hanya dari sesama media saja tetapi juga dengan para Influencer, Selebgram, hingga para artis yang juga memiliki channel dan platform dengan pengikut yang lebih besar.

Banyak para creator dan inflencer yang lebih di percaya dan bisa menjadi acuan karena telah memiliki kredibilitas. Content marketing yang disampaikan influencer dan creator pun lebih mengena karena memiliki pendekatan keseharian yang relate dengan kita sebagai audience.

Bukan tidak mungkin era media sosial akan menggeser cara orang-orang mengonsumsi berita dan media. Perkembangan digital yang sudah semakin pesat membuat kita tidak boleh berdiam diri karena berada di zona nyaman. Kita harus update skill yang sesuai tuntutan zaman, karena bisa jadi pekerjaan kita seakarang akan tergantikan dengan mesin AI di masa depan.

Sudah banyak pekerjaan dan bisnis yang hilang karena perkembangan teknologi seperti Wartel, Warnet, Toko CD/DVD, penjaga loket parkir. Bukan tidak mungkin kedepannya pekerjaan-pekerjaan lain akan hilang seperti pramusaji, barista hingga penulis.

Namun kita tidak perlu khawatir jika kita selalu upgrade skill dan melakukan perkara kecil dengan konsisten. 



Comments