Perlukah membeli ads melalui agency dan menggunakan Appsflyer? Begini Penjelasannya



Tahun ini adalah tahun ke 11 saya bekerja di dunia digital. Secara pribadi saya sudah merasakan menjadi posisi agency dan media dimana memberikan service berupa murni jasa kepada client b2b (business to business).

Sedangkan saat saya bekerja di perusahaan  e-commerce, marketplace dan financial technology dimana saya memberikan jasa berupa platform dan juga terhubung dengan beberapa brand seperti elektronik, beauty dan lainnya.

Dunia digital, tentunya tak jauh dengan media sosial dan juga ads seperti Google Ads, Facebook/Instagram Ads, Tiktok Ads, Programatic yaitu publisher iklan diluar jaringan Google seperti yang ada di Games, Aplikasi, media online dan sebagainya.

Saat saya masuk ke dunia brand Elektronik dan Fintech saya pun baru yang namanya menjalankan ads sendiri dalam jumlah yang cukup besar mulai dari Rp10 juta hingga kurang lebih Rp 2 Milyar.

Lalu, apakah saya memerlukan agency dalam menjalankan iklan? Jawabannya adalah "bisa ya" "bisa tidak" tergantung

Berikut penjelasannya :

1. Lihat Target iklan dan Budget
Sebelum memutuskan menggunakan agency atau tidak? Perhatikanlah target iklannya dahulu. Biasanya akan ada beberapa target iklan seperti  awareness yang biasanya hanya dilihat reach, views, dan impression. 

Saat budget ads. facebook atau instagram yang di alokasikan dalam 1 bulan hanya Rp 10 juta. Dengan target awareness maka brand menurut saya belum terlalu perlu menggunakan jasa agency, dikarenakan budget tersebut bisa di hemat karena tidak perlu membayar fee agency dan belum lagi tax.

Sedangkan jika brand budgetnya besar, di atas 50 juta/bulan dan memilki kerjasama dengan pihak ketiga secara ekslusif seperti marketplace dengan target klik. Maka menurut saya dibutuhkan jasa agency yang dimana tipe agencynya menjual klik secara fix. 

Misalnya mereka menjual harga perklik fix di harga Rp1700-2000. Ini jauh lebih murah dibanding kita memasang sendiri, dimana dalam iklan bisa saja harga perklik harga pasar sedang mahal yakni di angka Rp 5000-8000. Agency yang sudah fix cost ini biasanya memberikan jaminan jumlah klik yang sudah disepakati dalam satu bulan atau campaign untuk dicapai. Apabila tidak capai maka akan di optimalkan oleh timnya dan jika lebih klik akan menjadi bonus kepada brand.

Selain klik, juga banyak agency atau aggregaror yang menjual ads dengan harga per-download dengan harga berkisar $0.3-$0.6 atau harga tearing sesuai kesepakatan. Biasanya target per-download ini digunakan oleh perusahaan-perusahaan mobile apps dimana memang download dan install aplikasi menjadi nilai yang cukup berarti di mata investor.

Lalu bagaimana kita bisa track semua itu benar-benar terklik dan download? 
Sebenarnya ada beberapa metode untuk mengetahui jumlah klik yang sudah terklik oleh Ads seperti bit.ly, utm link, google firebase, dan 3rd party seperti Appsflyer. 

Apa bedanya Appsflyer dan Google Firebase ?
Appsflyer menghitung iklan yang telah terpasang di aplikasi ketika pertama kali customer membuka (first open). Sedangkan Google Firebase menghitung ketika iklan di klik download dan sumber traffic download  seperti Facebook, Instagram, Tiktok dan lainnya hanya terbaca "Social". Dimana Google tidak ingin membagi datanya kepada pihak ke-3 selain Google Playstore.

Lalu mengapa Appsflyer bisa membaca jumlah klik, download hingga activity lainnya dengan sangat jelas dan lebih mudah?
Karena aplikasi pihak pengembang telah dipasangkan tracking dengan memasukan kode seperti facebook pixel, tiktok pixel ke dalam backend appsflyer sehingga kedua belah pihak sudah dipasang antena atau singal antara social media, aplikasi, web dan lainnya bahkan kepada agency. 

Pada appsflyer pengguna juga bisa membuat link seperti bit.ly bernama one.link. Dimana setiap campaign bisa di modifikasi dan dibedakan dengan mudah berdasarkan source. Misalnya untuk campaign Ramadhan pada link yang sama kamu bisa membuat menjadi beberapa link untuk membedakan channel-nya seperti source blog,  youtube, twitter, instagram, barcode hingga sms semua bisa di buat terpisah.

Akun palsu, fraud, akan terbaca di Appsflyer 
Canggihnya Appsflyer memiliki fitur anti fraud (opsional tambahan). Dimana jumlah download yang tidak wajar dalam 1 imei handphone akan terbaca. Sekalipun 1 hp tersebut imei dan nomornya sudah di kloning agar berbeda-beda.

Fitur ini seperti anti virus pada windows,  akan ada notif seperti quarantine dari jumlah download yang terhitung fraud atau fake. Sehingga kamu bisa rekonsiliasi kepada pihak advertiser agar tidak dihitung atau di cari tahu  penyebabnya. Untuk imei yang sudah terbaca fraud atau fake biasanya akan terblock sehingga iklan tidak terhitung lagi oleh appsflyer.

Pokoknya lumayan canggih fitur anti fraud-nya, meskipun ada biaya tambahan.

Oh ya, fraud ini bisa terjadi dari pihak advertiser seperti programatic/games dimana usernya hanya mencari download dengan iming-iming poin atau advertisernya memang nge-cheat. Beda halnya jika advertiser yang menggunakan channel iklan di Facebook/tiktok/instagram/ atau yang benar-benar memiliki pengguna atau sudah ada data base penggunanya.

Oke segitu dulu penjelasannya jika ada pertanyaan boleh di comment

Comments