Jungle Child

Judul : Jungle Child (rinduku pada rimba papua)
Pengarang : Sabine Kuegler
Penerjemah : Dian Pratiwi
Penerbit : Esensi, Penerbit Erlangga
Hal:  383 halaman (termasuk lampiran)








Sabine Kuegler adalah seorang wanita berkebangsaan Jerman. Ia menuliskan dan membukukan kisah kecilnya saat ia tinggal di Indonesia. Yaitu tepatnya ia tinggal di hutan Papua bersama kedua orang tua dan kedua saudara kandungnya kakaknya Judith serta adiknya Christian.

Kedua orang tuanya Klaus dan Doris pindah ke Papua untuk sebuah misi perdamaiaan ia disana ditugaskan untuk meneliti tentang budaya dan mempelajari bahasa Papua bukan untuk mengatur atau menjajah tetapi  lebih kepada melayani. Misinya adalah sebuah perdamaiaan dikarena selama ini suku Fayu yang masih belum tersentuh sama sekali dari peradaban modern di hutan Papua ini sering bentrok dengan kelompok-kelompok lain yang tak jauh tinggalnya dari tempat mereka.

Misalkan tak jarang sebuah bentrokan dan kesalah pahaman yang terjadi diantara kedua suku ditebus dengan kekerasan, penculikan bahkan mereka saling membunuh. Itulah yang mau ia ubah cara pandang suku pedalaman yang masih primitif dengan cara memberikan contoh secara perbuatan langsung misal ketika daging buruan  keluarga mereka dicuri oleh seorang anak dari kepala suku. Sebenarnya secara adat si pencuri yang mengambil barang milik orang lain secara tidak benar si pemilik boleh membunuhnya tetapi papah Sabine malah membagi daging yang dicuri anak kepala suku tersebut. Kebaikan hati papah Sabine membuat kepala suku berterimakasih dan terharu akan kebaikan serta ketulusan hatinya.

Kehidupan di tengah hutan Papua yang dialami Sabine beserta keluarganya juga membuat ia banyak sekali belajar dari alam dan hutan. Bagaimana cara bertahan hidup di hutan, bagaimana cara berburu, bagaimana cara beradaptasi, menghargai mematuhi budaya dan hukum adat. Serta menjunjung tinggi nilai persahabatan dan rasa saling tolong menolong antar sesama yang sudah agak punah di masyarakat modern seperti di Jakarta saat ini.

komentar saya mengenai buku ini :
buku ini sangat bagus. awalnya saya kira sebuah novel tapi lebih tepatnya dibilang buku kisah inspirasi yang memotivasi yang dikemas dalam bahasa sastra sehingga pembaca dapat merasakan seolah-olah berada di Hutan Papua dan mengalami kejadian-kejadian yang mengesankan dari pengalaman si penulis.

banyak hal yang saya dapatkan dari membaca buku Jungle Child salah satunya adalah kita harus bisa menikmati hal-hal yang sederhana dalam hidup. Hidup tidak ditentukan oleh harta benda yang kita punya. tetapi lebih kepada cara anda memaknai hidup. saya juga belajar bahwa kebahagiaan datang dari ketentraman hati bukan dari materi. Dan untuk pelajaran-pelajaran berharga dalam buku ini semoga dapat beemanfaat bagi semua yang membaca.



Salam Membaca
banyak membaca banyak tahu ^_^

Comments

  1. Saya juga suka buku ini, karena menambah pengetahuan tentang kehidupan suku asli di Papua.Tapi menurut saya ini bukan buku inspirasi yang memotivasi, karena isinya justru tentang kesulitan dan kesedihan Sabine yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan kehidupan modern di negerinya setelah bertahun2 hidup seperti suku asli Papua, sehingga ia merasa frustrasi. Kehidupan modern yang sangat kompetitif tidak mudah dijalani apabila tidak dibiasakan dari kecil, mungkin itu pesannya. Kehidupan tradisonal atau modern, masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. ia buku yang sangat bagus ..penuh inspirasi.. :) makasih udah baca blog saya

      Delete
  2. Thank you for the information hope you all the best :)

    ReplyDelete
  3. "kebahagiaan datang dari ketentraman hati bukan dari materi", wih kyknya keren bukunya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. ia dong keren bukunya..:D kisah nyata #bukankhayalan #bukanfatamorgana #terpampangnyata

      Delete
  4. Wah, review bukunya bagus. Cara kamu merensesinya lumayan, bahasa enak dibaca.

    Nah, terkait papua, sebenanya ia bagian dari kebudayaan. Sayang bila tersentuh modern, kebudayaan ini juga ikut terjajah oleh bangsa lain. Yang mengatas namanakan ini dan itu, padahal ingin ini dan itu. Freport misalnya! Bagaimana menurut Anda??

    ReplyDelete
    Replies
    1. amin..makasih klo enak di baca..
      ia sih klo tercampur tangan bangsa lain bisa lama lama sirna juga kebudayaannya..
      tradisi sih lebih tepatnya ...

      tapi klo yg dikota mah sudah modern semua orang papua..

      Delete
  5. wuuuihhhhhhhh.... orang jerman tinggal di papua? hutannya lagi?? amazing....

    untuk penelitian aja sampe sigitunya yah berkorban. kalo orang barat mah emang pol-polannya dalam sesuatu. sungguh2...

    ReplyDelete
    Replies
    1. ia, karena klo orang luar itu lebih niat sih ..kedua di suport sama pemerintahannya juga
      ada dananya banyak

      Delete
  6. penerbitnya erlangga yah? setau gue ru penerbit biasanya nerbitin buku pelajaran haha tapi nerbititn buku kaya gitu juga yah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. esis , erlangga..
      ia lah masa cuma buku pelajaran aja ..:D ini bukunya non fiksi sih...
      kayak biografi seseorang yang bercerita ttg pengalamannya di pedalaman papua :)

      Delete
  7. bukunya bagus. pengen beli.

    ReplyDelete
  8. bukunya bagus. pengen beli.

    ReplyDelete
  9. Cara kamu meriview kece..
    Ahhh jadi kangen, pengen pulang ke Papua :)

    ReplyDelete
  10. "bahwa kebahagiaan datang dari ketentraman hati bukan dari materi" yups!

    ReplyDelete
    Replies
    1. ia lah materi cuma pelengkapnyaa aja ..:D

      Delete
  11. Waaahhhhh keren nih kayaknya , eh jarang2 ada org yg mau gitu kepedalaman... jadi pengen baca deh :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. ia, klo aku mah gk mau klo tinggal di pedalaman banget..:D
      blm ada listrik , dan lain2 susah deh nanti ..

      Delete

Post a Comment