Netizen Indonesia Paling Tidak Sopan

image: shutterstock via: Diadona


Tidak perlu pakai data rasanya untuk menyatakan "Netizen Indonesia Paling Tidak Sopan".

Tapi berdasarkan data yang dilaporkan Digital Civility Index (DCI), netizen kita menempati urutan terbawah se-Asia Tenggara.

Era digital dan social media yang semakin berkembang saat ini, membuat semua orang bisa mengakses internet. Terlebih mengakses internet dari smartphone, yang dimana saat ini smartphone dijual mulai dari harga satu jutaan. Selain itu, untuk paket data beberapa provider pun memiliki paket untuk sosial media dengan harga sangat terjangkau dan wifi sudah ada dimana-mana termasuk di stasiun kereta.

Dahulu yang mengakses internet , terutama sosial media Friendster di 2003-2004, belum banyak. Orang-orang yang memiliki daya beli lebih tinggi dan ter-educate lah yang menggunakan media sosial lebih intens. 

Untuk membuka satu halaman website media sosial friendster, misalnya. Biayanya saat itu bisa mnyedot Rp5000 untuk sekali upload foto  menggunakan handphone Sony Ericsson P800 sebuah smartphone era awal 2000 yang digunakan pada film James Bond.

Barulah habis itu, ada yang namanya opera mini. Dimana saat kita membuka halaman website lebih di kompres sehingga lebih murah.

Era 2000 awal, internet lebih banyak di akses menggunakan komputer atau laptop. Dimana harga untuk membeli perangkat tersebut terbilang cukup mahal, belum lagi biaya listrik dan internet langganan yang saat itu belum banyak provider yang menyediakan paket berlangganan unlimited. Rata-rata provider masih berbatas kuota data ataupun timing.

Tahun ini, di 2022 data terbaru dari APJII menyebutkan pengguna internet di Indonesia sudah sampai 210 juta. Dimana penggunanya sudah sangat beragam dari anak-anak hingga orang dewasa, dari yang tereducate maupun tidak, dari kalangan atas hingga yang menengah kebawah. Tapi anehnya hampir semua kalangan mampu membeli kuota untuk membuka sosial media.

Secara pribadi saya merasa tingkat pendidikan, status sosial, dari kampung atau dari kota. Semua sama saja yang membedakan mereka "pengguna internet"  terutama media sosial adalah attitude kita. 

Kita bisa loh menjaga jempol kita untuk tidak berkata-kata kasar atau kurang sopan, apalagi yang menjurus ke body shamming. Tidak semua yang di upload di media sosial atau yang ada kolom komentarnya harus kita komentarin. Namun jika ingin berkomentar, bisa dengan kata-kata yang lebih baik dan sopan.

Dahulu era Friendster, netizen Indonesia saling sapa mengirim testimoni, comment dengan quotes, gambar unik dan lucu berupa gif ber-geliter sehingga disebut "perang geliter". Belum banyak juga akun penebar kebencian, haters (mungkin ada, tapi jumlahya tidak banyak).

Rasanya kangen aja dengan era internet 2000 awal, dimana kita bisa lebih bebas mengeksplor dunia maya tanpa ada blokir sana sini, tanpa ada rasa jadi insecure karena komentar netizen dan lainnya.

Sekarang sudah banyak layanan digital premium seperti spotify, youtube, bahkan beberapa situs dan portal berita ada juga yang harus premium untuk mendapatkan berita atau konten yang lengkap. Begitu juga instagram, sudah mulai ada subscribe berbayar untuk mendapatkan konten-konten exclusive.

Mungkin dimasa depan, internet akan lebih terbatas atau lebih private. Dimana website atau content hanya bisa di akses oleh subscriber berbayar atau terunang.

Sama halnya seperti kita dunia nyata, orang yang tidak di undang tidak bisa masuk ke rumah kita. Orang yang tidak bayar tiket bioskop ya tidak bisa menonton film.

Dimasa depan untuk mengakses internet, website, social media dibutuhkan  kartu identitas dunia maya seperti KTP atau SIM (Surat Izin Mengemudi). Dimana orang yang tidak memiliki kartu tersebut tidak bisa bebas berselancar di dunia maya, jadi tidak adalagi akun-akun palsu.

Comments

  1. beneran kangen deh berinternet kayak zaman dulu, tapi memang terbatas sih sarana dan prasaranya. Harus ke warnet dulu karena dari hp kurang nyaman, nggak kayak sekarang yang semua orang bebas mengakses internet. Tapi memang disayangkan banyak yang nggak ber-attitude baik di konten maupun di komen, yah moga-moga pada sadar sih kalau berselancar di dunia maya juga butuh sopan santun

    ReplyDelete
    Replies
    1. semoga orang makin teredukasi dengan baik, makanya blogger menjadi sarana berinternet dan berjejaring sosial yang baik.

      Delete

Post a Comment