Hidup Serba Instant di Era Digital Jangan Lupa Pentingnya Sebuah Proses

ilustrasi:  Pixabay

Semakin mudah internet dalam genggaman, mobile apps menjawab banyak hal keutuhan dan memudahkan kita memenuhi kebutuhan mulai dari pekerjaan, hiburan, belanja, traveling hingga membayar parkir pun sudah bisa dilakukan dengan mudah melalui aplikasi.

Zaman sekarang orang lebih memilih ketinggalan dompet daripada ketinggalan handphone. Karena hampir boleh dibilang dompetnya ada di handphone.

Tapi tahukah kamu kemudahan-kemudahan ini memberikan kita efek mager alias malas gerak. Mau ngopi tinggal pesen grab, mau belanja groceries bahkan kita tinggal buka astro yang 15-30 menit bisa sampai di tempat saking cepatnya.

Nah, ketika semua sudah semakin cepat, semakin mudah kita akan lupa yang namanya proses. Misalnya untuk menjadi terkenal, sekarang hanya butuh sensasi murahan, yang gak jelas apa? Tapi tahu-tahu viral, terkenal dan dijadikan duta ini duta itu.

Untuk menjadi viral pun ada unsur ketidak sengajaan dan viral yang sengaja dibuat untuk menjadi viral. Jalan pintas popularitas inilah yang membuat orang terkadang tidak menghargai yang namanya proses.

Jalan pintas popularitas juga bukan barang baru, televisi pun sudah membuatnya beberapa tahun silam seperti reality show Akademi Fantasi Indosiar (AFI), Indonesian Idol RCTI, dan ajang pencarian bakat lainnya. 

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan acara pencarian bakat di televisi, namun yang saya heran mengapa pemenang utama dari ajang pencarian bakat banyak dari mereka yang seakan karirnya tenggelam dan tidak terdengar lagi. Namun yang menjadi finalis, malah banyak yang lebih terkenal.

Ajang pencarian bakat terdahulu, seperti bintang radio, Gadis Sampul dan Asia bagus di era 80-an -90an justru lebih mencetak bintang yang seolah terus bersinar. Sebut saja salah satu contohnya adik kakak Krisdayanti dan Yuni Shara. 

Yang saya lihat disini, perbedaannya adalah perjuangan yang sulit di masa dahulu dan lebh mudah di masa sekarang.

Masa sekarang, televisi sudah memoles peserta seolah-olah seperti diva mulai dari baju, makeup, tata panggung, pemilihan lagu, semua sudah di konsep sehingga penyanyi tinggal 'terima beres' dan 75% bagus untuk disiarkan di televisi.

Kalau zaman dahulu, mereka lebih berproses. Saat bernyanyi di panggung tidak langsung megah dan spektakuler. Mereka mulai dari panggung dan makeup yang sederhana, sehingga kualitas suara dan entertaining dari si penyanyi lah yang benar-benar diutamakan.

Saat keluar menjadi juara, mereka benar-benar layak. Sudah memiliki mental karena proses dan perjuangan yang lebih sulit dibanding anak sekarang. 

Namun pemenang ajang pencarian bakat sekarang di era media sosial, banyak juga yang memanfaatkan kepopulerannya di media sosial dan mereka ditangani oleh management yang bagus. 

Sehingga peluang di luar jalur musik pun bisa diambil seperti seni peran, menjadi brand ambassador, MC, paid promote/endorse, youtuber, hingga mulai membuka bisnis.

Comments

  1. Bener banget, perlu konsisten menghadapi proses

    ReplyDelete
  2. Walaupun proses itu tidak mudah dan tidak selalu enak ya, tapi semakin aku berumur kayaknya lebih memilih yang proses untuk jangka panjang dibanding instant hanya sesaat

    ReplyDelete
    Replies
    1. karena yang instant memang gak bagus sih hahaaha sesaat abis itu cepet ilangnya.

      Delete

Post a Comment