Literasi Membaca Masih Rendah Tapi Penonton Video Bertambah

Via:Kumparan

Pengalaman berharga dari sebuah kehidupan adalah pembelajaran. Sepanjang hidup, kita tidak pernah berhenti untuk terus belajar.

Nature seorang manusia adalah belajar dan mempelajari sesuatu. Baik itu secara formal maupun informal. 

Belajar adalah hak setiap orang. Di era digital kita bisa belajar secara otodidak ataupun menggunakan mentor yang juga dilakukan secara online.

Sejak pandemi 2020 hingga saat ini memasuki 2022. Membuat kita belajar sangat cepat dan membiasakan diri dengan kebiasaan baru yang serba online.

Bukan tidak mungkin nanti pendidikan di Indonesia semakin maju, karena penyebaran video tutorial belajar semakin mudah di akses dan pembuat content edukasi semakin banyak.

Literasi Indonesia memang masih sangat tertinggal, berdasarkan data survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) pada 2019 kita menempati peringkat 62 dari 70 negara, atau 10 negara terbawah yang memiliki literasi rendah.

Meski literasi membaca buku rendah, tingkat menonton video penonton Indonesia cukup tinggi. Bahkan Youtube mengumumkan berhasil meraih 100 juta penonton. Artinya ya orang Indonesia lebih gemar menonton dari pada membaca. 

Kita bisa menambah khasanah ilmu melalui video-video berkualitas atau bisa juga mendengarkan buku dalam bentuk audio book yang ada di podcast.

Semakin banyak informasi di internet, kita juga harus melakukan kroscek nara sumber. Minimal kita bisa cek di beberapa media nasional, media internasional dan lembaga kredibel seperti Badan Pusat Statistik, Nielsen, website Kementrian, jurnal hingga karya ilmiah.

Sebab berita hoax, content menyesatkan, clickbyte semakin banyak tersebar di internet dan sosial media. Jadi biasakan jangan terlalu cepat sharing berita yang masih simpang siur apalagi baru membaca dari judul.

Comments