Sehari Berani Berani Berbicara di 300 Mahasiswa


Tahun ini adalah tahun ke-10 saya berkarier di industri digital, khususnya content dan digital marketing. Rasanya ini bukanlah pekerjaan yang saya cita-citakan. Karena pekerjaan ini menurut saya terbilang aneh di tahun 2011 saat saya memulai karir.

Masa iya ada orang yang kerjaannya cuma chating dan main sosmed, forum, email-emailan tapi di bayar ? Atau kerjaannya cuma nulis artikel dan foto-foto.

Namun, dalam perjalanannya sebenarnya tak semudah itu dan industri digital berkembang begitu pesat dalam 1 dekade ini


Perkenalan Dengan Dunia Digital

Di tahun 2000, saat saya duduk dibangku kelas-6. Ketika saya memiliki komputer pertama saya di rumah, kala itu rumah kami sudah memiliki koneksi internet dengan paket internet 15-20 jam selama satu bulan menggunakan koneksi telepon. Jadi zaman dulu itu kita bayar provider internet sekaligus bayar juga pemakaian teleponnya.

Email pertama yang saya buat adalah email dari boleh.com / bolehmail.com karena itu adalah layanan email pertama yang saya tahu yang menggunakan bahasa Indonesia di tahun 2000. 

Ceritanya saat membeli komputer di pameran, saya dibagikan gift sovenir berupa penggaris yang bisa dijadikan pembatas buku oleh stand Boleh.com di JCC senayan di acara pameran komputer.

Ketika komputer datang, saya dibantu oleh Ayah saya untuk seting komputer dan internet. Kami mengikuti step by step seting yang ada di komputer Windows 98. Saat koneksi internet terkonek dengan bunyi khas yang berisik kami sangat senang karena sudah bisa terhubung dengan dunia maya.

Website yang saya buka pertama kali adalah bolehmail.com dan website-website komersil yang ada dikemasan contohnya teh botol sosro dengan websitenya kala itu sosro.com serta beberapa website yang ada di kemasan mainan seperti lego, snoopy, digimon,  bahkan website yang ada di sinetron seperti Bidadari, Tuyul dan Mba Yul, website-website televisi dan lainnya.

Terkadang, ketika saya membaca majalah  GADIS yang dimiliki kakak saya. Ada ulasan rekomendasi website yang seru untuk dibuka seperti Dagelan.com (website foto-foto hantu), Fisika-Asyik.com, hingga website selebriti seperti Sherina dan Marshanda.


Perkenalan saya dengan dunia sosial media 

Pada tahun 2003 akhir atau 2004 awal. Bari setelah kakak saya sering membuka Friendster saya ikutan Saat liburan panjang karena lulus SMP. 

Kala itu, saya membuat Friendster untuk terhubung dengan teman-teman lama saya. Kami sering mengirim testimoni atau comment. Sampai akhirnya saya cukup eksis di dunia maya hingga memiliki sektiar 21 akun public, 1 akun private, 6 akun featuring atau beberapa orang.

Tanpa sadar, bibit-bibit digital sudah ada dalam diri saya. Tanpa sadar saya melakukan kegiatan digital marketing dengan mengirim testimonial dan ucapan terimakasih kepada semua yang add saya. Ada perang geliter, foto, cartoon, puisi, greertings dan lainnya.

Di tahun 2007 saya membuat blog pertama saya di Friendster Blog, kala itu Friendster memiliki fitur blog dan sampai akhirnya di penghujung 2008 saya mulai mengisi blog ini hingga saat ini 2021.

Dalam dunia kerja digital marketing, ada banyak sekali pelajaran yang saya dapatkan. Setiap saya bekerja di perusahaan pasti ada 1 ilmu dan study case yang sering saya dapatkan mulai dari kecurangan para Quiz Hunter, Cara menaikan ranking di google, hingga membuat content yang bisa viral hingga kontroversial namun bisa tidak di hakimi oleh mulut netijen.

Bisa berada di industri creative dan dunia yang saya senangi, rasanya seperti tidak bekerja. Misalnya ketika saya menekuni fotografi, dunia kerja saya mendukung akan hal itu bahkan langsung kecebur. Pertama kali saya ditugaskan memotret pertandingan sepak bola,  yakni pertandingan persahabat antara Korea dan Indonesia yang ada Park Jisung, Running Man dan Indonesia All Star.

Bahkan brand kamera yang saya beli juga mendukung kegiatan saya dalam memotret, mengadakan kelas yang dimana kelasnya pernah diselenggarakan beberapa kali di kantor lama saya yaitu Oktagon Gn. Sahari yang tutup pada pandemi 2020 lalu.

Setelahnya, saya sering berkolaborasi dengan model, fashion designer, makeup artist untuk mengerjakan project foto-foto baik di studio, outdoor, dan foto catwalk. Rasanya kayak ada magnit tersendiri ketika mereka mengajak untuk berkolaborasi dan menggunakan karya saya.


Tiba-tiba menjadi pembicara


Kadang hidup manusia itu unik, kita bisa menjadi apa yang kita inginkan tetapi bisa juga menjadi apa yang tidak pernah kita bayangkan. 

Ternyata era pandemi itu membawa sebuah kebiasaan baru yang cukup berdampak positif bagi industri digital.  Misalnya ada banyak kelas atau webinar yang diadakan oleh instansi atau organisasi.

Beberapa waktu lalu, saya mendapatkan DM di Linkedin untuk menggantikan seorang teman dari salah satu marketplace ternama yang kala itu berhalangan untuk menjadi pembicara di sebuah kampus.

Awalnya dia bilang, ini cuma sharing-sharing ngobrol santai kok. Namun harus ada materi yang harus di presentasikan.

Kebetulan saya pernah membuat presentasi tentang content & digital marketing, akhirnya saya coba poles dengan kebutuhan sekarang yaitu Digital Marketing untuk bisnis di era new normal atau masa pandemi.

Saya pun gak ada persiapan sama sekali untuk menjadi pembicara Webinar, karena saya pikir ini obrol santai seperti sharing sesion orang-orang di IG Live. 

"Ternyata saya dijebak" hahahaha... Sebab yang menghadiri seminar ada sekitar 300 orang dan itu merupakan seminar (bersertifikat)  sebagai persyaratan kelulusan juga nantinya. Sama seperti saya dulu,  mengumpulkan beberapa sertifikat baik yang berbayar dan yang gratis sebagai persyaratan mengambil skripsi 11 tahun yang lalu.

Untungnya dosen dan para mahasiswanya sangat welcome dan friendly, ketika saya beberapa detik terdiam di awal para dosen bisa mencairkan suasana.

Mengadakan seminar tanpa beratap muka, ini menjadi keuntungan dan juga kelemahan tersendiri. 

Kelemahannya, saya tidak bisa mendapatkan feedback atau energi audience secara alngsung. Akan tetapi saya bisa mengalahkan ketakutan dan kegugupan ketika harus berbicara di depan 300 orang.

Gak kebayang kalau saya berdiri di depan 300 orang secara langsung. Mungkin tidak bisa berjalan selancar itu.

Setelah penutup Webinar, sayapun bercerita kalau hari itu merupakan pertama kali saya "Sehari berani berbicara di 300 mahasiswa selama 10 tahun saya bekerja di industri digital"

Bahkan dosennya pun kaget, masa sih mas Riza baru pertama kali? Tapi ini sudah cukup bagus penyampaian materi cukup sistematis, simpel dan bisa langsung di aplikasikan seperti "Praktisi".

Dihari itu pun, banyak pertanyaan dari para mahasiswa namun tidak bisa semuanya terjawab karena keterbatasan waktu.


Sebulan setelah menjadi pembicara Webinar di kampus, saya juga mendapat DM di instagram untuk menjadi pembicara di Program Pengembangan Kepedulian dan Kepeloporan Pemuda (PKKP) Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah pada 21 Agustus 2021 lalu.

Rasanya seneng banget karena bisa berbagi pengalaman. Apalagi di era pandemi seperti sekarang banyak orang yang kehilangan pekerjaan, kehilangan bisnis, dan melakukan banyak cara untuk bisa survive.

Karena sharing is caring 🙂🥰

Comments

  1. wah keren mas bisa jadi note speaker di depan banyak orang
    aku saja belum berani hehe
    semoga ilmunya berkah dan bermanfaat
    eh inget2 buat friendster dulu jadi inget ganti2 template
    memang FS jadi nenek moyang media sosial yang penting

    ReplyDelete
    Replies
    1. ia semoga amin...ia dab blog walking sekarang mengingatkan saya dengan blog walking profile friendster dan saling mengisi testimonial hahahah

      Delete

Post a Comment