Menulis bebas, bebas menulis, menulis adalah kebebasan


Menulis adalah kegiatan yang menyenangkan, sebab semua orang bisa menulis.

Coba kapan kamu terakhir menulis? Menulis itu gak harus menulis buku, jurnal atau menulis sesuatu yang berat.

Kalau kamu punya media sosial seperti twitter, facebook dan instagram pasti kamu pernah menulis caption atau status bukan?

Menulis juga telah diajarkan sejak kita masih sekolah dasar bahkan saat masih Taman Kanak-kanak.

Nah, orang yang bisa menulis belum tentu bisa mengarang. Saya pribadi sudah menggeluti dunia blogger selama 11 tahun dan menjadi penulis full time di media online selama 4 tahun tidak bisa yang namanya mengarang atau menulis tulisan fiksi. 

Semua tulisan yang saya buat adalah fakta, opini, atau menceritakan kembali kisah orang lain dalam sebuah tulisan yang dibuat menjadi cerita lebih menarik untuk  pembaca.

Lalu mengapa saya bisa menulis? 
Awalnya saya membaca sebuah buku menulis itu bisa gampang. Sebelum menjadi seorang penulis saya adalah orang yang malas membaca buku. Sampai akhirnya setelah membaca buku tersebut, saya menantang diri saya sendiri untuk bisa menulis dengan cara banyak membaca buku terlebih dahulu. 

Untuk bisa menghabiskan waktu membaca buku. Saya memiliki target membaca 2 buku perminggu. Tapi, jika buku itu terlalu tebal atau sulit untuk ditamatkan dengan cepat. Maka maksimal saya harus sudah menyelesaikannya selama 1 minggu. 

Apakah ada trik khusus untuk membaca cepat? Saya termasuk orang yang tidak mempraktekan itu, karena saya menikmati paragraf demi paragraf terlebih jika karya tulisan berupa novel. 

Nah, mengapa penulis atau orang yang baru memulai harus memiliki blog ? Bagi saya karena blog sebagai media atau wadah untuk menyalurkan tulisan-tulisan saya dengan bebas tanpa harus malu atau takut. 

Memiliki tulisan yang di publikasikan ini melatih kepercayaan diri. Karena buat apa rajin atau melatih membuat tulisan tetapi hanya disimpan dalam laptop atau buku harian.

Share pengalaman kita sekecil apapun. Bisa menjadi inspirasi, atau paling tidak membawa manfaat dan dampak untuk orang lain diluar sana.

Menulis itu seni menggambarkan rasa.

Ketika mulut seseorang bisa berbohong. Maka dengan menulis kita bisa jujur dengan diri sendiri. Jujur dengan apa yang kita rasakan. 

Kebiasaan menuliskan  apa yang saya rasakan dengan junur dalam sebuah tulisan. Itulah yang membuat tulisan saya memiliki nyawa, seperti mengalir dan ada ceritanya.

Maka, saya sering merasa heran jika ada orang yang menulis berita hoax, kebencian dan orang yang membacanya percaya begitu saja.

Sebenarnya berita hoax itu terlalu lucu apalagi pembacanya yang percaya dan share begitu saja ke group whatsapp atau sosial media.

Media sekarang, banyak yang mempermainkan judul demi click byte dan traffic. Beritanya sepotong-sepotong sehingga menjadi multi tafsir bagi orang Indonesia yang malas membaca. Baru liat di judulnya udah langsung share.

Seharusnya kitalah sebagai pembaca atau penerima content tersebut. Harus lebih teliti dan mengecek kebenaran sumber dan isi beritanya.

Objektif dalam bersikap juga perlu dalam menulis. Meski menulis itu kebebasan, jika menulis opini tetap harus berdasarkan fakta dan kalau perlu sisipkan data-data pendukungnya.

Comments

  1. Sy sih mulai tertarik sama tulis-menulis karena jatuh cinta dan patah hati. Untungya sy tidak bunuh diri tp malah tercebur di dunia (tulis-menulis) yg menyenangkan ini. Hahaha.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wahh berarti patah hatinya jadi berfaedah yaa dan ke arah yg positif.. Good..

      Delete
  2. Iya bener saya setuju untuk memulai belajar menjadi penulis sebaiknya berlatih terlebih dahulu salah satunya adalah dengan menjadi blogger.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyes bener banget menjadi blogger adalah kuntji

      Delete
  3. Sy nulis sih kebanyakan pengalaman pribadi gt.. Cmn sy tulis ya versi sy gt.. Kdng tata bhs jg gak ideal.. Krm sy suka apa adanya aja... Gmn ya? Btw lama x ya.. Sy br nulis jg 8 bln ini aja... Msh merangkak ky bayi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya penting suka dulu lama lama jadi kebiasaan.. Nanti soal tata bahasa lama laama bakal berubah kok πŸ˜ŠπŸ‘Œ semangat terus ya

      Delete
  4. Betul, mas. Seiring semakin banyaknya media, dan semakin beragamnya berita, maka kita sebagai pembaca harus pintar memilih dan memutuskan, tulisan seperti apa yang harus kita baca.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ia kan.. Jangan sampai terkontaminasi dengan berita berita yg hoax hehee..

      Delete
  5. "Objektif dalam bersikap juga perlu dalam menulis", setujuuu πŸ‘

    ReplyDelete
  6. Yahhh bener banget, menulis adalah kebebasan.. Kebebasan dalam berpendapat, kebebasan berfikir, kebebasan dalam segala hal.

    Sebenarnya menulis itu mengungkapkan keresahan atau keingintahuan yang ada dalam diri. Waktu menulis juga biasanya ada saja, dan gatau kata kata itu datang dari mana..

    Saya pun orang yang jarang banget cerita, tapi kalau udah cerita jadi gak jarang wkwkw.. Dan biasanya cerita yang saya sampaikan itu bisa melalui blog atau berbagi kepada orang lain, jadi menulis kalau memang lagi pengennya aja, tapi termasuk kedalam hobiku sih.. Cuman lagi belajar menggunakan tanda baca yang tepat dalam penulisan, masih nub banget :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau tanda baca sih wajar. Karena, ya emang perlu di koreksi orang lain seperti editor. Tapi, kalau di blog ya bebas yg penting orang gak capek aja bacanya.

      Delete
  7. Waah.. sudah jadi blogger 11 tahun. Salam kenal dari aku si newbieπŸ˜€. Bener banget nih harus baca buku ya. Baca buku itu agar memperkaya tata bahasa kita juga ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah ia, sudah 11 tahun dan saya baru mulai :) #Tokopedia

      Delete
  8. kalo saya lebih condong ke vlog daripada blog. blog juga ada sih namun hanya jadi pelengkap saja. cuman memang meski vlog, scriptnya harus ditulis dengan matang. dan rupanya tdk gampang menulis dengan "rasa" :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehe ia.. Karena vlog tinggal ngomong aja tapi juga harus ada script kan..

      Delete
  9. bagi saya sendiri menulis sudah jadi kebiasaan yang juga seperti terapi untuk menyalurkan perasaan secara positif....

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah bener banget tuh, ia saya dulu juga menjadi kebiasaan tapi sekarang menulisnya udah agak jarang sih ... kalau lagi inget aja dan lagi mood hehehee..

      Delete
  10. Bagus banget sharingnya ��
    Setuju banget, kalo mau nulis, tulis apa adanya, bebasin ekspresi kita, jangan dulu membatasi diri dengan merasa tulisan kita jelek, kurang ini, kurang itu.... yang akhirnya malah bisa nurunin semangat nulis

    ReplyDelete

Post a Comment