Pilpres 2014 Sayangnya Saya Masih Tetap Golput!



5 tahun gak kerasa sudah Pemilu Pilpres lagi di 2014, 9 Juli kemarin. Jika 5 tahun lalu nyontreng, sekarang nyoblos! pada pemilihan presiden tahun ini saya GOLPUT  kembali (tapi pemilihan caleg enggak). Alasan saya golput dalam pemilihan presiden mungkin banyak sekali alasan. Diantaranya.

1. Seperti gak ada pilihan
Tahun ini capres dan cawapresnya adalah Prabowo-Hatta dan Jokowi-Jusuf Kala. Mernurut saya pribadi kedua calon sama-sama baik, bagus, berwawasan, berpengalaman dalam bidangnya masing-masing. Akan tetapi pilihannya seperti gak ada pilihan lain buat saya

Prabowo : yang saya tau dia dari militer, orangnya keras, tegas, masih dari keluarga cendana, hobinya berkuda, punya anak seorang desiger yang karyanya cukup dikenal di dunia fashion international.

Hattarajasa yang saya tau dia itu dia punya yayasan namanya Sun institute yang letaknya gak jauh dari tempat saya tinggal (bahkan masih satu kawasan) tapi sekarang kantor tersebut baru aja pindah beberapa bulan yang lalu. Hattarajasa mentri di pemerintahan SBY, sekertaris negara. Yang paling heboh lagi saat anak Hattarajasa mengalami kecelakaan maut menabrak mobil Daihatsu sampai ringsek tapi BMW anaknya gak kenapa-napa.

Jokowi : yang saya tau dia Gubernur DKI Jakarta, sebelumnya adalah walikota Solo. Jokowi dianggap banyak pencitraan karena dia adalah pejabat Publik yang kerjanya memang disorot terus oleh media karena berita tentang Jokowi ratingnya selalu bagus. Kinerjanya juga cukup baik saat menjabat. Tapi dampak yang saya rasakan sebagai warga DKI di 2 tahun terakhir ini, ya begini-begini aja! Jakarta tambah macet bahkan busway tambah susah sering lama dan kurang armada. Katanya udah nambah 1000 busway tapi yang banyak malah APTB. Kalau masalah banjir, Jakarta juga tetap banjir walau udah gak separah tahun-tahun sebelumnya.

Tapi emang gak gampang benahin Jakarta, karena medan Jakarta berbeda dengan kota Solo. Belum lagi penduduknya yang beraneka macam. Yang bagus dari Jokowi-JK mereka belum ada catatan hitam dari kasus korupsi.

Alasan saya gak memilih memang setiap calon ada plus minusnya, kedua yang namanya Politik itu pasti dibelakangnya banyak orang-orang yang punya kepentingan. Karena kalau enggak ya, mana mungkin sih miliaran rupiah disumbangkan untuk mendukung mereka. Biaya mereka bersosialisasi, kampanye, atribut, kongres, ngadain acara pentas, musik dan sebagainya. Belum lagi mereka menggunakan media sebagai alat untuk berkampanye. Banyak media saat ini yang memberitakan keduanya berat sebelah yang kubu Jokowi mendukung Jokowi, yang Prabowo dukung Prabowo. Membuat media tidak netral bahkan saling main serang.

Kalau dipikir-pikir dunia politik sama halnya dengan dunia entertaintment setiap hari beritanya nongol di TV dan dimana-mana. Semuanya udah berdasarkan opini, bahkan bisa jadi kali beritanya cuma setingan. Sebenarnya yang membuat saya enggan memilih calon presiden bukan karena calon-calonya. Tapi karena media yang terlalu lebay memberitakan ini itu, terlalu banyak opini sehingga beritanya jadi banyak simpang siur. Belum lagi tahun ini diwanai dengan kampanye hitam yang mempropaganda sebuah berita.

Ngebandingin 2 capres gak ada habisnya, karena orang yang fanatik akan membela mati-matian. Dan orang yang gak suka akan menghujat habis-habisan. Dan dua sosok calon presiden saat ini masih jauh dari kata layak dimata saya untuk menjadi seorang Presiden Indoesia yang jumlah penduduk serta wilayahnya teralalu besar.

Jokowi baiknya tetap menjadi gubernur DKI dan juga menjadi pengusaha, karena saya yakin dia lebih berhasil dan hoki di bidang yang dia geluti tersebut. Ketimbang harus mengurus pemeritahan Indonesia yang udah terlalu kacau dengan noda-noda politik, korupsi, dan masalah lainnya. Justru saya sayang banget dengan Jokowi menjadi Presiden karena saya ngerasa kinerja dia bagus di pemerintahan daerah dan menjadi pebisnis yang sukses. Bagusnya Jokowi itu jadi mentri industri perdagangan, atau mentri Pariwisata.Kasian jadi presiden terlalu berat belum lagi tekanan dan serangan lawan politik.

Saya yakin Jokowi sebenarnya secara pribadi belum siap-siap banget untuk jadi Presiden, karena mandat Megawati aja dari PDIP dia udah gak bisa menolak itu. Orang di video yang dulu dia bilang sendiri gak bakal nyalon menjadi Presiden dan gak ada kepikiran untuk kesana.

Kalau Prabowo secara potongan dan gayanya emang cocok banget untuk jadi Presiden. Dari segi style penampilan dan ketegasannya. Cuma kalau dari kinerja saya sendiri belum tentu yakin, apa yang udah dibuat Prabowo? saya belum terlalu tahu, dan terlalu melihat apa lagi merasakan. Percuma kalau cuma katanya, dan cuma rencana, karena biasanya rencana di Indoesia selalu banyak kendala.

2 periode SBY jadi Presiden, saat periode pertama lalu kepilih lagi di periode kedua yang saya rasakan Indonesia yang begini-begini aja! Hutang belum lunas udah ngutang lagi, Pengangguran juga banyak, Segi Pendidikan Indonesia juga masih ada urutan bawah. Kasus korupsi juga masih banyak.

Yang saya ngerasaiin enak itu zaman Gusdur, selaku anak sekolah saat bulan puasa liburnya 40 hari alias sebulan lebih. Kalau zaman Soeharto waktu itu saya masih terlalu kecil, yang saya rasaiin keamanan. Harga-harga gak terlalu mahal dibanding setelah Soeharto lengser. Indonesia lebih dipandang, gak ada ceritanya wilayah Indonesia di caplok dan kebudayaan Indonesia bisa di claim Malaysia. Ya walau alm. Soeharto ada plus minusnya tapi sosoknya Bapak banget, kharismanya bagus banget dimata saya pribadi kala itu sebagai anak kecil saat Soeharto sebagai Presiden. Walau saat lengser banyak banget keburukan dari beliau yang terbongkar tapi kodisi Indonesia buktinya gak jauh lebih baik, bahkan sekarang banyak gak jelasnya!

Tapi berharap aja sih, semoga dengan Prabowo ataupun Jokowi Indonesia menjadi lebih baik. Walau saya belum terlalu yakin dengan keduanya. Ya kita lihat aja! 

Comments

  1. membenahi indonesia saat reformasi itu tidak mudah lho,
    apalagi pasca 1998.
    :-D
    jadi kesalahan gak bisa sepenuhnya dibebankan kepada Bapak SBY.
    kalo menurut saya sih, beliau udah semaksimal mungkin berusaha menjalankan tugasnya.
    so, saya sih mengapresiasinya.
    cuma pilpres 2014 nie kayaknya lebih kejam ya saling serang :-D

    ReplyDelete

Post a Comment