Miskin kok Mau Sekolah..?! Sekolah dari Hongkong..!!!

Judul : Miskin kok Mau Sekolah..?! Sekolah dari Hongkong..!!!
Pengarang : Wiwid Prasetyo
Cetakan : pertama , Oktober 2009
Penerbit : Diva Press (Jogjakarta)
Tebal : 389 hal. (392 hal. total tebal buku, hingga profile penulis)








Buku ini menceritakan tentang sekelompok anak kecil yang melarikan diri dari orang tuanya. Mereka menjadi anak jalanan hal itu tentu saja karena kondisi ekonomi mereka. Mereka bekerja di jalanan mulai dari berjualan di kreta api, menjadi tukang semir sepatu, tukang koran, hingga tertipu dan dijual dijadikan budak jermal sebuah tempat dimana mereka harus bekerja menangkap ikan.

Mereka semua buta huruf karena mereka tidak sekolah. Orang tua mereka menganggap sekolah cuma buang-buang uang, sekolah tidak penting, karena dengan sekolah mereka tidak bisa mencari uang untuk membantu orang tua. Sampai pada akhirnya mereka sadar bahwa sekolah itu amat penting

Lalu bagaimana kah nasib mereka. para si miskin yang mau sekolah ? dapat kah mereka sekolah karena keadaan mereka yang tidak memungkinkan untuk sekolah karena masalah biaya.?

Komentar saya mengenai buku ini:
Jalan ceritanya menarik sehingga membuat saya tidak bisa menutup buku ini hingga habis. Buku ini banyak kisah dan cerita yang membuat saya terpukau dan rasa penasaran selalu ada di setiap lembar cerita buku ini. Novel yang cukup menggugah karena para anak kecil seumuran 9-11 tahun sudah berkelana di jalanan bahkan mereka pergi merantau dan nekat demi cita-citanya ingin pergi ke paris perancis untuk menjadi tukang semir sepatu.

Sampai akhirnya ternyata mereka tertipu dijual untuk dijadikan budak di Jermal sebuah tempat dimana mereka harus bekerja menangkap ikan namun mereka bisa selamat kembali pulang setelah beberapa tahun. Konflik persahabatan dan konflik kehidupan dalam buku ini cukup menarik banyak petualangan yang mereka lalui. Dan semua itu sangat seru dan menarik buat saya karena dapat dijadikan pelajaran serta motivasi ketika saya membacanya.

Kekurangan novel ini adalah ketika seru-serunya buku ini seperti shortcut, langsung lompat adegannya membuat endingnya menurut saya jadi agak kurang. Semestinya ada bagian yang diceritakan lebih luas, detail dan lebih mendalam lagi agar buku ini mencapai klimaks cerita yang disampaikan.

Comments