Becak ways di Akademi berbagi

akademi berbagi kemarin kamis, 12/05/2011 bertempat di goethe Institute, Samratulangi Menteng Jakarta Pusat di hadiri oleh pembicara Bpk Yanuar Nugroho @yanuarnugroho peneliti dari Manchaster university dan Onno W Purbo @onnowpurbo yang dikenal sebagai pakar teknologi informasi
Malam itu dibahasnya mengenai penelitian perilaku orang-orang indonesia di Social media dan untuk mendapatkan modul dari bapak Yanuar mengenai penelitiannya dapat di klik dibawah ini :
versi bahasa indonesia yang diterjemahkan oleh mas Aresto Yudo Sujono

sebelum acara #Akber dimulai ada pemutaran film dokumenter oleh Linimas
berikut video nya yang sudah resmi di unggah ke youtube (12/5/2011) setelah diputar di beberapa kota




Malam itu juga hadir bapak Harry Van Yogya seorang tukang becak yang bercerita tentang pengalamannya sebagai tukang becak yang memanfaatkan Social media khususnya facebook dan twitter untuk mempromosikan Jogja kepada orang-orang luar negeri atau mancanegara. Dan ketika orang-orang wisatawan asing itu pergi ke Jogja ia menjemputnya dengan menggunakan becak serta mengantarkannya ke tempat-tempat wisata di Jogja.

Harry Van Yogya ini juga sudah mengeluarkan buku awalnya ia menulis dengan bahasanya sendiri yang bukan bahasa seperti layaknya sastra. Akan tetapi walau begitu ia tetap berusaha menulis sebisanya menyampaikan pesan ditulisannya dengan bahasa yang ringan dan sederhana. Dan sampai akhirnya tulisan yang ia buat dimuat di harian KOMPAS cerita bapak Harry yang juga pernah mengenyam pendidikan di Sanata Dharma Jurusan Matematika namun tidak bisa melanjutkan kuliahnya karena masalah ekonomi yang membuat ia menjadi tukang becak untuk memenuhi kebutuhan ekonominya saat itu.

Dan hari ini Bapak Harry Van Yogya dengan bangga saya mendengar kisahnya malam itu di Goethe Institute ia banyak memberikan inspirasi kepada saya dan keyakinan kalau suatu masalah pasti ada jalan keluarnya, ujian yang diberikan Tuhan pasti manusia bisa mengatasinya dan Tuhan mempunyai rencana yang indah untuk hidup kita yang tidak kita duga.

Mungkin jika pak Harry tidak menjadi tukang becak ia tidak akan bisa dikenal sebagai tukang becak yang berbeda dari tukang becak lainnya yang memanfaatkan Social media. Mungkin jika bapak Harry tersebut tidak mengalami nasib yang buruk seperti musibah yang menimpanya saat Gempa Jogja yang menyebabkan ia kehilangan istrinya. Mungkin ia tidak menulis kisahnya apa lagi mengeluarkan buku nya yang berjudul Becak Ways yang penuh inspirasi bagi banyak orang.

Jadi keterbatasan yang kita miliki, kekurangan yang kita miliki, ujian yang diberikan oleh Tuhan kepada kita seperti musibah yang menimpa kita kemalangan sekalipun. Kita harus menerimanya dengan ikhlas dan tetap berusaha keras serta yakin kalau musibah tersebut bukan menjadi penghalang kita untuk tetap bekerja, berkarya dan memberikan sesuatu yang bermanfaat untuk orang lain dari kelibihan yang kita miliki.


Comments