The Wedding Games

Judul : The Wedding Games
Karya : Fanny Hartanti
Cetakan : 2010
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
tebal : 239 hal






Novel ini menceritakan tentang Dania Kartanegara seorang wanita karier yang berprofesi sebagai presenter acara masak sekaligus pemilik Wedding Orgainezer ternama di Indonesia. Dan ia juga menelurkan buku-buku resep masak yang best seller. Kesibukannya sebagai wanita karier membuatnya ia terlalu sibuk dengan kegiatan yang ia miliki. Suaminya bernama Dion juga tak kalah sibuk dengan pekerjaannya disebuah Bank asing yang kariernya memiliki reputasi yang cemerlang.

Dion dan Dania merupakan pasangan yang saling mengerti dan memahami satu sama lain baik dari pekerjaan dan kesibukan mereka berdua. Suami Dania sangat-sangat mendukung karier Dania namun saat karier dania mulai melambung dan ia semakin sibuk dan ego suaminya semakin tinggi. Dari sinilah konflik Dania dan Dion dimulai.

Ketika masalah pribadi Dania sedang terusik dengan permasalahan rumah tangganya. Disaat itu Dania juga sedang mengurusi wedding planner Mandy dan Reza yang rencananya menjadi pernikahan termewah di Indonesia tahun tersebut.

Pendapat saya mengenai buku ini:
Karena saya sudah sering membaca novel seperti karangan Sefriyana Khairil dongeng semusim, karangan Ninit Yunita Test Pack, Alfa wife dan After Honey moon karangan Ollie serta novel-novel keluaran gagas media yang bertema pernikahan, dan keluarga yang baru menikah. 

Saya sudah sangat bisa menebak konflik dan endingnya mirip-mirip lah pasti konfliknya orang ke tiga atau mereka tidak bisa memiliki anak atau juga kesalah pahaman, konflik rumah tangga yang sepele antara pasangan suami istri. 

tetapi gaya bahasa si pengarang kan juga berbeda-beda dan gak mungkin sama. Jadi saya enjoy bacanya dan gaya bahasa si penulis cukup bagus karena gaya bahasa yang ia gunakan mengajak si pembacanya masuk ke dalam konflik dan seolah-olah si pembacalah turut andil dalam cerita di dalam buku tersebut.

Tidak terlalu banyak permainan kata yang Fanny Hartanti mainkan, to the point dan tidak terlalu bertele-tele chit chat antara si tokoh. Dan itu jugalah yang membuat saya tidak bosan meski jalan cerita dan konfliknya menurut saya rada basi.

Comments